Malang – Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang atau Vokasi UMM membeberkan peluang Juru Sembelih Halal (Juleha) dan butcher. Hal itu diulas tuntas dalam acara Kuliah Tamu bertajuk ‘Peluang Profesi Juleha dan Butcher Indonesia Go Internasional’ pada Sabtu (13/1/2024).
Kuliah Tamu itu menghadirkan Trainer Juleha dan Butcher Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Kementerian Pertanian RI sekaligus Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yakni Hardi S.ST.,MP. Kegiatan ini diikuti para mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas Fakultas Vokasi UMM.
Diketahui, juleha dikenal sebagai juru sembelih halal atau pemotong daging halal. Mereka adalah individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus untuk melakukan penyembelihan hewan sesuai dengan prinsip prinsip halal dalam agama Islam.
Sementara tugas seorang butcher melibatkan pengetahuan yang mendalam tentang anatomi hewan, keterampilan dalam pemotongan daging dengan presisi dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan. Mereka juga harus memastikan bahwa daging yang dihasilkan memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang ketat sesuai standar industri.
Kaprodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas Fakultas Vokasi UMM, Ali Mahmud, S.Pt., M.Pt. menjelaskan bahwa kuliah tamu ini ditujukan untuk menunjukkan potensi besar peluang kerja profesi juleha dan butcher di dalam dan luar negeri.
“Tidak semua tempat pemotongan bersertifikat halal karena yang memotong juga tak semua bersertifikasi kompetensi halal atau juleha. Peluang profesi juleha dan butcher ini sangat tinggi tapi tak terpenuhi oleh SDM yang terlatih dan bersertifikat,” ucapnya.
Menurutnya, Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas telah mencari skema agar lulusannya mampu terserap di dunia kerja maupun menjadi wirausaha tangguh. Untuk itu, pihaknya mewajibkan mahasiswa bersertifikat juleha yang mampu bergerak di bidang hilirisasi agribisnis unggas. Tak hanya itu, mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas juga dibekali dengan ilmu digital marketing.
“Jadi Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas ini bukan fokus pada sektor budidaya unggas tapi pengembangan agribisnis di unggas. Mulai teknologi tentang hilirisasi unggas, agribisnisnya dan lebih ke terapan hingga bisa menjadi pengusaha agribisnis profesional,” jelasnya.
Untuk mengembangkan potensi mahasiswa, pihaknya juga bekerja sama dengan industri agribisnis hingga rumah potong. Mahasiswa juga diwajibkan belajar langsung di industri maupun rumah potong tersebut.
“Kami juga siapkan mahasiswa kami agar bisa go internasional dengan kelas bahasa Inggris hingga sertifikasi kompetensi BNSP dari Kementerian Pertanian. Jadi sertifikasinya diakui internasional,” lanjutnya.
Sementara itu, Trainer Juleha dan Butcher Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Kementerian Pertanian RI sekaligus Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Hardi, S.ST., M.P. dalam kesempatannya menyampaikan bahwa peluang juleha dan butcher Indonesia cukup besar di luar negeri.
“Peluang juleha dan butcer sangat besar terutama di Australia dan New Zeland. Negara ini sudah kerja sama dengan kami di kementerian untuk menciptakan tenaga kerja kompeten” ujarnya.
Selain di Australia dan New Zeland, Hardi menyampaikan bahwa peluang profesi juleha dan butcher cukup besar di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Bahkan, kata Hardi, peluang di Indonesia juga masih cukup menjanjikan.
“Perlu diketahui bahwa gaji seorang butcher di Australia berkisara antara 60-120’an juta setiap bulannya, tergantung pada level mana dia bekerja”, ujar Hardi.
“Saya sangat berterimakasih pada UMM yang telah mengundang kami. Karena peluang ini tentu harus diperisapkan. Terlebih, kebutuhan juleha dan butcher sangat tinggi terutama di luar negeri. Artinya, kompetensi bahasa asing maupun bersertifikat kompetensi BNSP perlu benar benar dipersiapkan,” tuturnya.
Kompetensi tersebut menurutnya cukup penting. Sebab dunia internasional membutuhkan SDM yang berkompeten, bersertifikat dan bermental. Dengan demikian, SDM tersebut mampu menghasilkan produk yang benar benar halal, higienis dan menyehatkan.
“Sebab kalau tak sempurna dalam penyembelihan, saluran darah tak putus, maka dampaknya menyakiti hewan yang disembelih. Artinya daranya mengendap, maka daging akan pucat dan cepat bau. Tentu juga akan berpengaruh pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi,” jelasnya.
“Jadi harus ada unsur manajemen yang baik dan tepat. Mulai peralatan, APD sampai menyembelih. Lalu aspek teknis baik saat maupun pasca menyembelih juga dikelola dengan baik dan benar,” imbuhnya.
Jurnalis
Rf-1